Perjalanan Cinta Seorang Hamba

By | April 4, 2018

Berangkat ke Tanah Suci ialah impian setiap muslim di belahan bumi manapun berada. Tidak memandang ras dan warna kulit. Ibadah ke Tanah Suci merupakan harapan terindah yang sebisa mungkin terwujud dalam kehidupan setiap muslim. Memang untuk ibadah ini dipersyaratkan bagi yang mampu. Mampu secara finansial, mampu secara fisik buat menjalani rangkaian ibadah di sana serta terutama mampu secara niat. Khusus tentang niat. Saya ingin bercerita tentang keajaiban visualisasi positif.

Entah mengapa, beberapa kali saya berimajinasi tentang sebuah impian selalu saja terwujud. Alhamdulillah. Impian saya gak tanggung-tanggung. Saya mimpi ingin punya rumah. Alhamdulillah sekarang sudah punya. Saya mimpi ingin punya mobil. Alhamdulillah sekarang pun sudah punya. Lalu saya mimpi ingin apalagi? Kali ini saya bermimpi ingin memberangkatkan umroh orang tua. Apakah terwujud juga? Alhamdulillah, dengan izin Alloh mimpi itu pun terwujud.

Tentang impian ini saya imajinasikan dalam pikiran saya. Saya visualisasikan setiap hari. Seolah-olah sudah terwujud. Impian untuk memberangkatkan umroh orang tua adalah impian sejak setahun lalu. Inilah juga alasan saya mengapa tidak sempat menulis artikel minggu lalu. Mohon maaf. Saya dan keluarga begitu sibuk mempersiapkan ini.

Mulai dari walimatus safar, merencanakan keberangkatan, menyiapkan perlengkapan sampai menunggu di bandara buat perpisahan. Rasanya capek banget. Saya sendiri harus mengantarkan ayah saya di hotel dekat bandara sekitar pukul 6 pagi. Alhasil saya harus berangkat jam 1 pagi dari rumah. Di hari itu capek, ngantuk, haru, bangga bercampur jadi satu. Memberangkatkan umroh saja sudah se-happy ini apalagi memberangkatkan haji.

Insya Alloh, hari Rabu ini ayah saya akan bertolak dari Tanah Suci. Ayah saya berangkat hari Rabu lalu. Mohon do’a semoga dilancarkan. Kembali ke tanah air dengan selamat, begitu pula rombongan jama’ah umroh lainnya. Aamiin..

Teman-teman begitu dahsyatnya kekuatan sebuah niat. Dia bisa menggerakkan apa saja. Jika niat begitu kuat. Maka halangan sebesar gunung pun mampu dirubuhkan. Berangkat ke Tanah Suci itu butuh persiapan yang sangat matang. Bagi kita yang tinggal di Indonesia, harus beradaptasi di sana. Jadi butuh kesiapan lahir juga batin. Kalau kita hanya fokus pada ketidakmampuan untuk berangkat ke sana, maka selamanya tidak akan pernah berangkat.

Berniatlah dengan sungguh-sungguh. Semoga Alloh bukakan jalan-Nya. Saya ingin berbagi tentang kekuatan visualisasi positif. Dengan cara ini impian untuk memberangkatkan umroh ayah saya bisa terwujud. Semua diawali dengan niat. Niat ini sudah tertanam sejak setahun lalu. Memang saat itu saya belum punya biaya. Hanya bermodal niat saja. Lalu kemudian Alloh bukakan jalan-Nya.

Setiap selesai sholat maghrib, di ketenangan selesai sholat itu saya mengimajinasikan seolah-olah ayah saya sudah berangkat ke sana. Terlihat beliau mengenakan pakaian ihrom. Lisannya tak henti-hentinya berucap kalimat talbiyah “Labbaikallohumma labbaik”. Begitu khusyu-nya pelaksanaan ibadah umroh itu. Saya bayangkan beliau yang sedang tersenyum ketika melihat Ka’bah. Terharu, tersenyum dan menangis saya ketika membayangkan semua itu.

Saya visualisasikan itu setiap hari. Seolah-olah telah terjadi. Sehingga terasa lebih kuat niat ini. Do’a yang dipanjatkan pun semakin kuat. Tibalah saatnya mendapatkan rezeki saat itupula saya gunakan untuk biaya umroh. Rahasianya, dalam pikiran manusia terdapat 88% kekuatan bawah sadar yang mampu menggerakkan keinginan menjadi kenyataan.

Memang berimajinasi saja tidak cukup. Tidak serta merta mengkhayalkan keinginan kemudian saat itu juga terjadi. Perlu usaha. Visualisasi positif adalah sebuah usaha menanamkan keyakinan bahwa impian-impian kita akan mewujud menjadi kenyataan. Semakin kuat visualisasinya maka akan semakin mudah mendapatkan impian itu. Dan saya sudah membuktikannya.

Betapa menyenangkan rasanya mendengar kabar ayah saya bisa mengikuti rangkaian kegiatan ibadah umroh di sana. Sholat di Masjid Nabawi, berziarah ke makam Rosululloh, berziarah ke tempat kelahiran Rosululloh dan mengunjungi beberapa tempat yang bersejarah lainnya.

Seperti yang telah saya ungkap di artikel ini, manusia diberikan keistimewaan oleh Sang Pencipta berupa pikiran. Rahasia terbesar ada pada diri manusia itu sendiri. Banyak dari kita tidak menyadari akan kekuatan ini. Kebanyakan dari kita hanya menggunakan pikiran sadar dalam membantu kehidupan sehari-hari. Seringkali tidak menyadari pikiran sadar dipengaruhi pikiran bawah sadar.

Informasi yang Anda terima baik penglihatan dan pendengaran telah mempengaruhi cara Anda bertindak dan mengambil keputusan. Informasi yang baik akan menghasilkan sesuatu yang baik pula. Sebaiknya, informasi-informasi yang distraksi (mengganggu) hanya akan menyeret hidup ke dalam kenestapaan.

Biasakanlah melakukan konfirmasi bila ada informasi-informasi yang bias. Yang gak jelas juntrungannya. Yang gak jelas asal muasalnya. Daripada informasi itu mengendap di pikiran kita. Isi pikiran Anda sangat berharga demi masa depan yang gilang gemilang juga cetar membahana.

Teman-teman selamat bervisualisasi positif. Panjatkan do’a dengan penuh keyakinan sambil dibarengi dengan ikhtiar. Urusan hasil, biar Sang Pencipta yang menentukan.

Photo credit by : With Love@flickr.com

NOTE :
Mau update artikel-artikel mencerahkan melalui smartphone seperti yang barusan Anda baca? Langsung saja save + invite nomor WA saya di 0856 9974 568. Bagi yang invite saya akan bagikan BONUS sebuah free ebook atau audiobook. TINGGAL PILIH. Dua-duanya keren koq.

One thought on “Perjalanan Cinta Seorang Hamba

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *