Belajar Kepemimpinan dari Sang Maestro Rendra Purwanto

By | June 5, 2019

Membincangkan kepemimpinan memang tidak akan lekang dimakan waktu. Di setiap masa, di setiap jaman akan ada sosok-sosok pemimpin yang dikenang. Pemimpin semacam ini melekat karena memiliki kharisma. Karena acapkali dibentuk oleh pahit getirnya pengalaman hidup. Merangkak memulai dari bawah. Beberapa kali jatuh kemudian bangkit lagi. Lalu akhirnya berdiri tegak di atas tampuk kepemimpinannya. Namun uniknya, ketika kepemimpinan itu ada di tangannya ia tidak lantas menyombongkan diri. Karena dia sadar pernah memulainya dari bawah.

Selain memiliki kesederhanaan, ia memiliki kompetensi yang layak sebagai pemimpin. Karena berlaku sederhana dan merakyat saja tidak cukup. Dia harus mampu mengelola segala sumberdaya yang ada serumit apapun tantangannya. Sudah barang tentu pemimpin seperti ini bukan anak kemarin sore. Yang baru muncul dan minim pengalaman lalu menjadi besar seperti itu saja.

Pemimpin seperti ini juga memiliki misi jangka panjang. Dia akan blusukan mencari talenta terbaik lalu kemudian melakukan pengkaderan. Agar performa terbaik organisasi bisa dijaga dan diwariskan. Again, hanya pemimpin yang telah banyak makan asam garam lah yang dapat melakukan itu.

Merujuk pada buku How to Win Friends and Influence People karya Dale Carnegie. Dale Carnegie adalah tokoh dalam ilmu pengembangan diri sekira tahun 1920. Bukunya sendiri dirilis tahun 1925. Sebuah buku super jadul namun isinya masih relevan dengan kondisi kehidupan sekarang. Buku yang dinobatkan best seller bertahun-tahun lamanya bahkan hingga hari ini. Anda pun mungkin pernah membacanya.

Saya ingin mendedahkan relevansi isi buku ini dengan seorang tokoh kepemimpinan yang saya kenal. Dialah Rendra Purwanto. Seorang pria kelahiran Cimahi pada 15 oktober 1963. Pria yang mengakhiri karir sebagai manajer di sebuah perusahaan ini memulai segalanya dari nol. Bermula berbekal ijazah STM dan posisi sebagai teknisi lalu dengan segenap daya juang dan resiliensinya berhasil menduduki posisi manajer .

Dalam buku How to Win Friends and Influence People ada banyak pelajaran sederhana dan praktikal. Namun dalam kesempatan ini saya akan mendedahkan setidaknya ada 3 pelajaran yang layak dikenang dan dipraktekkan. Buku ini memang spesialis dalam membahas kecakapan berkomunikasi. Kemampuan untuk menjalin kerjasama team yang tangguh. Keahlian membangun networking. Hingga kapabilitas untuk membujuk dan mempengaruhi orang lain agar sepakat dengan gagasan kita.

Semua kecapakan ini hanya akan berhasil jika kita punya interpersonal skills yg mumpuni. Kepemimpinan yang berhasil harus memiliki kemampuan ini. Nah, kita akan menarik benang merah contoh prakteknya dengan tokoh yang telah saya sebutkan di atas.

Pelajaran # 1 : Hindari Sikap Mengkritik dan Memberi Komentar Negatif – Lebih Banyak Berikan Apresiasi

Acapkali sejumlah orang terlalu mudah memberikan kritik. Bahkan seringkali nyinyir. Terlalu mudah memberikan komentar negatif dan sigap melihat kejelekan orang lain. Padahal menurut Dale Carnegie, memberikan kritik dan komentar negatif justru bisa membuat penerimanya sakit hati dan enggan melakukan perubahan.

Dale Carnegie menulis : “Kritik adalah tindakan yang sia-sia karena menempatkan seseorang pada posisi defensif dan biasanya posisi tersebut malah membuat orang yang dikritik berusaha untuk membuat pembenaran.”

Pak Rendra, begitu beliau disapa. Menempatkan semua personal dalam timnya sebagai individu yang berharga. Setiap kinerja dihargai dan diapresiasi secara proporsional. Pernah pada suatu kesempatan dia mentraktir makan siang timnya yang mengelola 5R atas pencapaian hasil audit yang memuaskan. Dan bila ditemukan hasil audit 5R-nya ambruk, beliau bukan memaki malah membangkitkan semangat dan terus mendorong adanya perbaikan.

Pelajaran # 2 : Jadilah Pendengar yang Baik dan Penuh Atensi

Menjadi pendengar yang baik itu tidak gampang. Kebanyakan orang lebih ingin didengar daripada mendengar. Mendengarkan itu butuh kesabaran yang ekstra. Karena mungkin kita hanya mendengar curhatannya, keinginannya dan apa-apa yang menjadi kebutuhannya.

Anda mungkin pernah menemui rekan kerja yang cenderung ingin selalu mendominasi pekerjaan. Membosankan bukan? Seolah-olah tertutup ruang untuk menyampaikan ide atau gagasan. Sebaliknya, Anda akan merasa senang bilamana rekan kerja mau menanggapi pembicaraan Anda.

Dengarkan dengan penuh antusias. Sehingga teman bicara Anda merasa dihargai.

Dalam prakteknya, pak Rendra seringkali di setiap meeting 3 bulanan yang melibatkan semua personal di departemennya. Ada sesi roundtable. Ini dimaksudkan untuk menampung semua aspirasi bawahan. Mendengarkan keluhan dan mencatat gagasan-gagasan yang berkembang di bawahan.

Pelajaran # 3 : Ajak Bicara tentang Hal yang Menarik dan Penting bagi Lawan Bicara Anda

Pelajaran ketiga ini lebih kepada membangun networking. Pancing dan ajaklah lawan bicara Anda bercerita tentang hal yang menarik dan penting bagi mereka. Sebab, jujur saja saya juga merasa akan tertarik dan lebih antusias bila bicara tentang minat saya. Seperti blogging dan menulis.

Alasan saya menulis artikel ini pun lebih karena dulu pernah berbincang tentang hobi yang sama dengan pak Rendra. Semasa muda dia sering menulis puisi untuk istrinya. Karena tempat kerja dan rumah yang jauh. Dia sampaikan pesan rindunya melalui puisi. Unik memang. Nah, cara seperti ini juga bisa Anda coba. Bila mendapati teman bicara memiliki hobi yang sama dengan Anda. Atau jika tidak, kita bisa saling tukar pengalaman. Dengan saling menggali pengalaman terbaik masing-masing.

Jadi, sekali menyelam 2 pulau terlampaui. Selain membangun networking, di saat yang sama kita tengah membangun interpersonal skill.

Demikianlah, 3 pelajaran berharga yang layak dikenang berikut contoh prakteknya yang diambil dari seorang maestro Rendra Purwanto.

Selamat Hari Raya Idul Fitri. Setiap jiwa adalah pemimpin. Semoga jiwa kepemimpinan Anda selalu tumbuh mekar dan membawa cahaya fitrah bagi sesama.

Photo by Guille Álvarez onUnsplash

NOTE :
Mau update artikel-artikel mencerahkan melalui smartphone seperti yang barusan Anda baca? Langsung saja save + invite nomor WA saya di 0856 9974 568. Bagi yang invite saya akan bagikan BONUS sebuah free ebook atau audiobook. TINGGAL PILIH. Dua-duanya keren koq.

8 thoughts on “Belajar Kepemimpinan dari Sang Maestro Rendra Purwanto

  1. Rendra Purwanto

    Kang Akur makasih artikelnya. Meski berupa highlight nya saja. Masih banyak hal yg bisa digali untuk bisa di sharing sebagai motivasi rekan-rekan yg sedang mengembangkan diri agar lebih optimis dalam perjalanan karirnya.

    Reply
  2. Fery A Y S

    Saya mdngucapkan untuk informasi yang bapak tuliskan. Maju terus dan semangat.

    Reply
  3. Erdjon

    Salam kenal. Betul, sebagai dasar kepemimpinan, 3 point yang mas Agus jelaskan diatas itu sangat penting. Menurut saya poin paling utama adalah nomor 2, menjadi pendengar yang baik. Terima kasih atas sharingnya.

    Reply

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *